Rabu, 18 Juni 2008

SUSAHNYA MENCARI MAKANAN HALAL DI NEGERI MUSLIM TERBESAR DIDUNIA

Beberapa tahun terakhir dunia kuliner sangat pesat perkembangannya. sejak acara kuliner mak Nyuss -nya bondan winarno melejit, rasanya sudah lebih dari puluhan, ratusan bahkan ribuan warung, restoran, rumah makan dan sejenisnya menjamur diseluruh negeri kita. terlebih krisis ekonomi menyebabkan orang semakin kreatif dalam mencari uang termasuk membuka wira usaha seperti warung/restoran.

Sesuai profesi saya sebagai auditor yang biasa berkeliling ke wilayah-wilayah di indonesia dan juga seorang muslim, juga tidak terlepas dari yang namanya makan-makan. suatu saat disuatu kota tertentu dijawa timur, saat memasuki sebuah restoran saya menjumpai pemandangan yang mengetuk hati saya. saat itu saya melihat ibu dan anak perempuannya (keduanya berjilbab) makan dengan lahapnya nasi goreng yang tampak lezat. sesaat saya takjub, kemudian melihat menu...seperti biasa menu saya lihat satu-persatu....trus berhenti disuatu menu..oh my god...dimenu itu jelas ada menu yang mengandung babi.....aku kemudian meneliti menu dengan lebih teliti untuk melihat apakah ada tulisan halal atau tidak. dan ternyata tidak ada.

kemudian saya konfirmasi ke tukang masaknya, saat menjawab pertanyaan saya apakah menu makanan yang terdaftar dimenu mengandung (berbahan) babi. sambil tergagab dan iapun menjawab dengan tidak jelas.. "dulu ya mas, sekarang su su su dah tidak kok". mendengar jawabannya dan saat aku konfirmasi ke beberapa temen yang non muslim ternyata makanan yang dimaksud memang berbahan babi.

setelah kejadian itu, sayapun kemudian berpikir...mungkin ibu dan anaknya tersebut atau sebagian warga muslim yang tinggal dikota-kota kecil ataupun sebagian besar kita tidak menyadari bahwa makanan yang dimakan ternyata mengandung babi.(baca:haram). dan setelah mengamati ke banyak kota di indonesia memang hampir sebagian besar (mungkin lebih 90% ) tidak mencantumkan label halal. terutama pada restoran-restoran besar dikota besar yang sangat ramai pengunjung juga tidak mencantumkan label halal ataupun mengandung babi.
hanya sebagian kecil (prosentase dibawah 10%) yang jelas-jelas mencantumkan kata " mengandung babi".

kita sebagai muslim dinegeri muslim terbesar didunia, sebenarnya berharap bisa nyaman untuk makan direstoran/rumah makan diseluruh indonesia. Dalam hal ini peran pemerintah diharapkan bisa jauh meningkat untuk mengawasi halal atau tidaknya produk-produk disetiap restoran. caranya mungkin dapat ditetapkan kebijakan bagi semua warung, rumah makan, maupun restoran untuk mencantumkan HALAL atau MENGANDUNG BABI (Hal haram lainnya) disetiap produknya seperti halnya kewajiban Stasiun TV untuk mencantumkan label BO(Bimbingan orang tua) & DW (dewasa).

Saya lebih menghargai dan hormat warung-warung/restoran yang dengan jelas mencantumkan Label HALAL atau Mengandung Babi disetiap Papan Namanya ataupun disetiap Daftar menunya. Jadi disetiap warung/restoran mempunyai pangsa pasar tersendiri. Nah, tugasnya MUI adalah menguji kehalalan disetiap restoran yang ada. kemudian mengesahkan label Halal.

nah, menyadari fakta bahwa sebagian besar warung/restoran yang ada belum jelas apakah produknya halal atau tidak maka tips berikut semoga bermanfaat :
1. kenali daerah dimana anda akan makan. sebagian besar warung kecilpun jika anda di bali misalnya maka harus bertanya ke penjualnya. karena sebagian besar menjual makanan yang berbahan babi ( babi bagi umat hindu boleh dimakan).
2. Tanyakan langsung ke penjualnya. ( jadi kalau anda memutuskan untuk tetap makan disuatu restoran namun ragu lebih baik bertanya. biasanya jika penjual menjawabnya tegas...".tidak ada " dan anda puas/yakin dengan jawaban. bismilah makanlah disana.
3. kenali nama produknya...jika mengandung kata Bak....makan lebih baik dihindari (cari restoran yang lain).
4. biasalah makan dengan orang lain, yang mungkin punya tingkat sensitifitas terhadap rasa babi dan sebagainya yang tidak halal.

demikian semoga tips ini bermanfaat. dan bagi anda yang biasa makan di luar rumah...mungkin sering merasa bimbang saat makan direstoran2 yang tidak mencantumkan label halal. yah....inilah ironinya kita hidup dinegeri muslim terbesar didunia, namun harus selalu hati-hati dan waspada saat akan makan.

Tidak ada komentar: